Tato semakin populer. Namun banyak kasus infeksi kulit gara-gara tato. Peneliti menemukan tinta tato merupakan sumber infeksi yang tak diperkirakan sebelumnya.
"Peneliti menemukan bakteri dalam botol tinta yang sudah dibuka dan belum dibuka di salon tato New York. Mereka tidak menemukannya dalam air di toko," kata Tara MacCannell, yang memimpin investigadi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Hasil penelitian itu muncul di laporan Morbidity and Mortality Weekly.
Penyakit yang muncul dari tato itu disebabkan sepupu bakteri tuberkulosis yang bernama Mycobacterium chelonae (diucapkan chell-OH-nay). Bakteri itu umumnya berada di dalam air keran, dan seniman tato menggunakan air tercemar untuk mengaduk tinta. Dan terkadang, perusahaan menggunakan air suling untung mengencerkan tinta, dan berpikir itu bersih dari kontaminasi penyebab infeksi.
Gejala yang dimunculkan dari bakteri seperti gatal dan lepuh yang menyakitkan berisi nanah yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sembuh, dan membutuhkan pengobatan dengan antibiotik keras dengan efek samping yang tidak menyenangkan.
Langkah yang dilakukan produsen tinta juga tidak bisa membunuh bakteri chelonae. Produsen tinta hanya menambahkan witch hazel atau pengawet alkohol untuk menurunkan risiko virus tertentu, Jumat (24/8).
Menurut peneliti, sebanyak 19 orang di Rochester, NY, berakhir dengan ruam bergelembung pada tato baru mereka. Hepatitis, infeksi staph, dan bahkan superbug MRSA dikaitkan dengan tato. Jarum kotor dan kondisi yang tidak sehat juga sering disalahkan.
Sementara semua kasus infeksi di New York berhubungan dengan seniman tato yang tak mengenakan sarung tangan sama sekali dan tidak mensterilkan peralayan yang mereka gunakan. Masalahnya, penyelidik menyimpulkan penyebabnya adalah tinta.
"Bahkan jika Anda mendapatkan tato dengan fasilitas yang segalanya sudah dilakukan dengan benar, itu tidak bebas risiko," kata Dr Byron Kennedy, Wakil direktur Departemen Kesehatan di Monroe County, New York.
Pada tahun lalu, sudah ada 22 kasus yang sudah dikonfirmasi dan lebih dari 30 kasus yang dicurigai sebagai infeksi kulit di Colorado, Iowa, New York, dan negara bagian Washington.
Dan dalam jajak pendapat, selama 10 tahun terdapat laporan penyakit dari pelanggan tato. Rata-rata satu dari 5 orang dewasa AS memiliki setidaknya satu tato, meningkat dari tahun lalu.
"Infeksi itu ditimbulkan dari tinta atau air yang digunakan untuk mencairkan tinta. Seniman dan pembuat tinta seharusnya hanya menggunakan air steril untuk mencairkan tinta,"saran pejabat kesehatan.
Untuk mencegah infeksi, para pejabat kesehatan mengatakan pelanggan tato harus bertanya jenis tinta yang digunakan dan langkah-langkah yang mereka gunakan untuk mencegah infeksi
http://kesehatan.liputan6.com/read/431876/studi-infeksi-tato-akibat-tinta
"Peneliti menemukan bakteri dalam botol tinta yang sudah dibuka dan belum dibuka di salon tato New York. Mereka tidak menemukannya dalam air di toko," kata Tara MacCannell, yang memimpin investigadi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Hasil penelitian itu muncul di laporan Morbidity and Mortality Weekly.
Penyakit yang muncul dari tato itu disebabkan sepupu bakteri tuberkulosis yang bernama Mycobacterium chelonae (diucapkan chell-OH-nay). Bakteri itu umumnya berada di dalam air keran, dan seniman tato menggunakan air tercemar untuk mengaduk tinta. Dan terkadang, perusahaan menggunakan air suling untung mengencerkan tinta, dan berpikir itu bersih dari kontaminasi penyebab infeksi.
Gejala yang dimunculkan dari bakteri seperti gatal dan lepuh yang menyakitkan berisi nanah yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sembuh, dan membutuhkan pengobatan dengan antibiotik keras dengan efek samping yang tidak menyenangkan.
Langkah yang dilakukan produsen tinta juga tidak bisa membunuh bakteri chelonae. Produsen tinta hanya menambahkan witch hazel atau pengawet alkohol untuk menurunkan risiko virus tertentu, Jumat (24/8).
Menurut peneliti, sebanyak 19 orang di Rochester, NY, berakhir dengan ruam bergelembung pada tato baru mereka. Hepatitis, infeksi staph, dan bahkan superbug MRSA dikaitkan dengan tato. Jarum kotor dan kondisi yang tidak sehat juga sering disalahkan.
Sementara semua kasus infeksi di New York berhubungan dengan seniman tato yang tak mengenakan sarung tangan sama sekali dan tidak mensterilkan peralayan yang mereka gunakan. Masalahnya, penyelidik menyimpulkan penyebabnya adalah tinta.
"Bahkan jika Anda mendapatkan tato dengan fasilitas yang segalanya sudah dilakukan dengan benar, itu tidak bebas risiko," kata Dr Byron Kennedy, Wakil direktur Departemen Kesehatan di Monroe County, New York.
Pada tahun lalu, sudah ada 22 kasus yang sudah dikonfirmasi dan lebih dari 30 kasus yang dicurigai sebagai infeksi kulit di Colorado, Iowa, New York, dan negara bagian Washington.
Dan dalam jajak pendapat, selama 10 tahun terdapat laporan penyakit dari pelanggan tato. Rata-rata satu dari 5 orang dewasa AS memiliki setidaknya satu tato, meningkat dari tahun lalu.
"Infeksi itu ditimbulkan dari tinta atau air yang digunakan untuk mencairkan tinta. Seniman dan pembuat tinta seharusnya hanya menggunakan air steril untuk mencairkan tinta,"saran pejabat kesehatan.
Untuk mencegah infeksi, para pejabat kesehatan mengatakan pelanggan tato harus bertanya jenis tinta yang digunakan dan langkah-langkah yang mereka gunakan untuk mencegah infeksi
http://kesehatan.liputan6.com/read/431876/studi-infeksi-tato-akibat-tinta